Tampilkan postingan dengan label Sejarah Indonesia kelas 12. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Indonesia kelas 12. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Agustus 2019

Latar Belakang Pemberontakan APRA tahun 1950


Rolla Fardila, S.Pd.





Setelah Indonesia melangsungkan proklamasi kemerdekaan pada
tahun 1945, tidak lantas membuat Indonesia langsung terbebas dari berbagai
macam peperangan. Oke, di sini kita akan membahas tentang latar belakang
pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) nih.





Pasukan APRA dipimpin oleh Raymond Westerlin (Sumber: slideshare.net)




Jadi
peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh APRA ini meletus pada 23 Januari
1950 di Bandung. Pada saat itu APRA melakukan serangan dan menduduki Kota Bandung.
RG Squad pastinya bertanya-tanya apa sih penyebabnya? Nah latar belakang
pemberontakan APRA ini dipicu oleh adanya friksi dalam tubuh Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS). Friksi yang terjadi itu antara tentara
pendukung unitaris (TNI) dengan tentara pendukung federalis (KNIL/KL).





Kalian
tahu? Pemberontakan APRA ini menjadi tragedi politik dan ideologis nasional,
tepatnya di masa perjuangan Republik Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan. APRA sendiri dipimpin oleh Raymond Westerling dan memiliki 800
serdadu bekas KNIL. Gerakan yang dipimpin oleh Raymond Westerling ini berhasil
mengusai markas Staf Divisi Siliwangi, sekaligus membunuh ratusan prajurit
Divisi Siliwangi.





sumber : Blog Ruangguru.com




Setelah
mengusasi Siliwangi, Westerling bekerja sama dengan Sultan Hamid II
merencanakan untuk menyerang Jakarta. Tujuannya adalah untuk menculik dan membunuh
menteri-menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) yang saat itu tengah
bersidang. Tapi usaha yang direncanakan oleh Westerling itu bisa digagalkan
lho. Semuanya itu berkat pasukan APRIS. APRIS mengirimkan kesatuan-kesatuannya
yang berada di Jawa Tengah dan di Jawa Timur. Perdana Menteri RIS pada waktu
itu Drs. Moh. Hatta, melakukan perundingan dengan Komisaris Tinggi Belanda
dalam merespon hal tersebut.





Perdana Menteri RIS, DRS. Moh. Hatta (Sumber: infobiografi.com)




Nah, berkat perundingan yang diadakan oleh Drs. Moh. Hatta
dengan Komisaris Tinggi Belanda, akhirnya Mayor Jenderal Engels yang merupakan
Komandan Tinggi Belanda di Bandung, mendesak Westerling untuk meninggalkan Kota
Bandung. Berkat hal itu, APRA pun berhasil dilumpuhkan oleh pasukan APRIS.





Jadi begitulah latar belakang pemberontakan APRA di Indonesia Squad. Berkat tindakan Raymond Westerling ini, rakyat semakin menuntut untuk mengembalikan Indonesia ke bentuk negara kesatuan.


Selasa, 06 Agustus 2019

Latar Belakang Pemberontakan Andi Azis tahun 1950


Rolla Fardila, S.Pd.





Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan terjadi beberapa kali pemberontakan. Setelah pemberontakan yang dilakukan oleh APRA pada 23 Januari 1950, terjadi lagi pemberontakan Andi Azis pada April 1950. Kira-kira bagaimana ya latar belakang hal ini bisa terjadi? Baca lengkapnya di bawah ini !





Andi Azis, pemimpin pasukan pemberontakan Andi Azis (Sumber: Ilmusiana.com)




Jadi
pada awal April 1950, pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Ujung
Pandang, Sulawesi Selatan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Andi Azis sendiri,
Ia merupakan mantan perwira KNIL dan baru diterima masuk ke dalam APRIS. Andi
Azis bersama gerombolannya ingin mempertahankan Negara Indonesia Timur. Selain
itu, hal ini juga dilatarbelakangi oleh penolakan terhadap masuknya anggota TNI
ke dalam bagian APRIS.





Pada
5 April 1950, gerombolan Andi Azis mulai melancarkan serangan
. Mereka menyerang serta menduduki tempat-tempat penting,
selain itu mereka juga menawan seorang Panglima Teritorium Indonesia Timur,
yaitu Letnan Kolonel A.J. Mokoginata. Mengetahui hal tersebut, pemerintah
kemudian mengeluarkan ultimatum sebagai bentuk reaksi atas kejadian tersebut
pada tanggal 8 April 1950.





Ultimatum
yang dilayangkan isinya memerintahkan kepada Andi Azis untuk melaporkan diri
sekaligus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu ke Jakarta, Andi Azis
diberi waktu selama 4 hari. Selain itu Andi Azis juga diminta untuk menyerahkan
senjata beserta menarik pasukannya, dan diminta untuk membebaskan para sandera.





Pasukan Pemberontakan Andi Azis (Sumber: manado.tribunnews.com)




Reaksi
dari Andi Azis seperti apa? Ternyata Andi Azis sama sekali tidak menggubris
ultimatum tersebut. Nah, karena Andi Azis tidak menggubris, maka
pemerintah langsung bereaksi dengan mengirim pasukan-pasukan ekspedisi. Pasukan
ekspedisi mendarat di Makassar pada tanggal 26 April 1950 di bawah pimpinan
Kolonel Alex Kawilarang
, pada saat itu terjadilah pertempuran.





Beberapa
bulan kemudian tepatnya pada 5 Agustus 1950, pasukan Andi Azis secara tiba-tiba
mengepung markas staf Brigade 10/Garuda Mataram di Makassar. Pengepungan itu
tidak berangsur lama, pasukan TNI kemudian berhasil memukul mundur pasukan
pemberontakan itu. Setelah bertempur selama 2 hari, KNIL/KL (pasukan pendukung
Andi Azis) meminta berunding dengan TNI.





Sumber : Blog Ruangguru.com




Begitulah latar belakang dibalik terjadinya pemberontakan Andi Azis. Pada akhirnya pihak pemerintah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan hasil perundingan dengan pihak KNIL.


Latar Belakang dan Tujuan Pemberontakan PRRI/Permesta tahun 1958

Hai, kalian tahu nggak apa itu pemberontakan PRRI/Permesta ? Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa yang sangat penting lho bagi bangsa Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi pemicunya, misalnya ketidakharmonisan pemerintah pusat dan pemerintah daerah terutama di daerah Sumatera dan Sulawesi. Hal itu merupakan akibat dari masalah otonomi daerah serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

Pemberontakan PRRI/Permesta (sumber: lampungsai.com)

PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, sementara Permesta adalah singkatan dari Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta. Pemberontakan keduanya sudah muncul saat menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949. Akar masalahnya yaitu saat pembentukan RIS tahun 1949 bersamaan dengan dikerucutkan Divisi Banteng hingga hanya menyisakan 1 brigade saja. Kemudian, brigade tersebut diperkecil menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. Kejadian itu membuat para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng merasa kecewa dan terhina, karena mereka merasa telah berjuang hingga mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia. Selain itu, ada pula ketidakpuasan dari beberapa daerah seperti Sumatera dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Kondisi ini pun diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah. Akibat adanya berbagai permasalahan tersebut, para perwira militer berinisiatif membentuk dewan militer daerah, sebagai berikut:

sumber : Blog Ruangguru.com

Selanjutnya membentuk Dewan Perjuangan dan sekaligus tidak mengakui kabinet Djuanda, maka terbentuklah kabinet PRRI. Pada tanggal 9 Januari 1958 para tokoh militer dan sipil mengadakan pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah pernyataan berupa “Piagam Jakarta” dengan isi berupa tuntutan agar Presiden Soekarno bersedia kembali kepada kedudukan yang konstitusional, serta menghapus segala akibat dan tindakan yang melanggar UUD 1945 dan membuktikan kesediaannya itu dengan kata dan perbuatan. Selanjutnya Letnan Kolonel Ahmad Husein pada tanggal 15 Februari 1958 memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan perdana menteri Syafruddin Prawiranegara. Hal ini merupakan respon atas penolakan tuntutan yang diajukan oleh PRRI. Pada saat dimulainya pembangunan pemerintahan, PRRI mendapat dukungan dari PERMESTA dan rakyat setempat. Dengan bergabungnya PERMESTA dengan PRRI, gerakan kedua kelompok itu disebut PRRI/PERMESTA.

Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah melancarkan operasi militer gabungan yang diberi nama Operasi Merdeka, dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat. Operasi ini sangat kuat karena musuh memiliki persenjataan modern buatan Amerika Serikat. Terbukti dengan ditembaknya Pesawat Angkatan Udara Revolusioner (Aurev) yang dikemudikan oleh Allan L. Pope seorang warga negara Amerika Serikat. Akhirnya, pemberontakan PRRI/Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1958, dan pada tahun 1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa anggota
Permesta untuk kembali Republik Indonesia.

Featured Post

Hubungan Manusia dan Sejarah dalam Ruang dan Waktu | KD. 3.1 Sejarah Peminatan kelas X

       Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Pentingkah peran manusia dalam sejarah ? bagaimana manusia menjadi penggerak sejarah ? ap...

Postingan Populer